Manisnya Gula Merah Buah Kesabaran Olahan Maq Sadim

joni p 09 Januari 2020 02:09:15 WIB

Sebuah rumah permanen di tengah kebun yang katanya adalah sumbangan dari rumah bantuan Pemerintah pusat terhadap Korban Gempa tempat tinggal maq sadim. Tepatnya di pinggir kali tempat banyak tumbuh populasi pohon Nira (jemaka). Hari ini kami menemuinya tepat pada saat maq sadim sedang memasak nira (menjarin) yang sudah dia kumpulkan selama seminggu. Dari kantor desa kami offroad sepanjang kurang lebih 3 kilo meter dan dengan melalui tanjakan tajam dan licin beberapa kali supaya sampai di sana. Menurut ukuran desa Rempek tempat tinggal maq sadim tergolong pedalaman karena akses lumayan sulit dan hanya berdiri beberapa rumah di lingkungan tersebut.

Maq sadim termasuk yang beberapa kali kami kunjungi untuk memberikan dukungan moril terhadap produksi gula merah yang dia usahakan, karena di beberapa tempat yang lain bisnis air nira dimanfaatkan untuk membuat miras dan belum dapat kami tertibkan dan masih mencari rumusan metode komunikasi yang tepat. Produksi gula merah maq sadim termasuk sedikit akan tetapi dengan kualitas yang sangat terjaga karena produksinya tanpa mencampur dan hasil cetakan gula tidak berongga. Inilah yang menyebabkan gula merah produksi maq sadim laris manis setiap produksi mesti terjual habis, kami berkunjung juga hamper tidak dapat mencicipi gula yang sudah jadi karena habis terjual dan ditunggu pelanggan.

Dalam keadaan yang sulit akibat bencana gempa bumi pada 5 Agustus 2018, keluarga maq sadim termasuk keluarga tangguh karena memperoleh penghasilan tetap dengan memproses bahan local dan dengan pasar yang menjanjikan. Walaupun menurut penuturan maq sadim sampai kepada gula yang sudah tercetak, terdapat rentetan panjang proses produksinya mulai dari naik turun beberapa pohon aren setiap hari untuk mengambil sari nira, lalu mengawetkannya di dalam tungku selama 1 minggu dengan kebutuhan pemanasan setiap pagi. Setelah 1 minggu terkumpul barulah maq sadim memasak nira yang terkumpul selama kurang lebih 6 jam, dimasak menggunakan bahan bakar kayu limbah yang diperoleh di kebun atau di tempat bengkel kayu yang tersedia di beberapa dusun di desa Rempek.

Bertemu beberapa saat di rumah tungku maq sadim, kami menikmati gula merahnya dengan mencampur gula merah dan kelapa muda, sangat nikmat cocok menjadi menu standar di lintasan montong pal dan lepenge fikir saya, dan pada saat jelang pulang Sambil menjabat tangannya maq sadim sembari kami sampaikan terima kasih bahwa ketangguhan dan keuletannya dalam memproduksi gula merah bias dinikmati banyak orang dan yang terpenting beliau termasuk teladan bagi warga kita di desa rempek, bahwa bisnis nira tidak mestinya digunakan untuk memproduksi miras akan tetapi gula merah yang jauh lebih bermanfaat bagi warga kita di desa Rempek. Red.

Komentar atas Manisnya Gula Merah Buah Kesabaran Olahan Maq Sadim

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi Rempek

tampilkan dalam peta lebih besar